“Jikalau suatu pohon
kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan
tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu
dikenal.Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan
hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut
meluap dari hati.Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari
perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang
jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap
kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman.Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut
ucapanmu pula engkau akan dihukum."(Mat. 12:33-37)
Apa suka Gosip
atau Tidak...???
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Kristus...
Komunikasi bisa
terjadi jika ada pembicara dan ada pendengar, atau ada pembeli, pastilah ada
penjual, itu prinsip ekonomi yang paling sederhana, jadi sekalipun ada ratusan
penjual dan barang dagangannya juga murah tapi bila tidak ada penbeli maka
sia-sia saja si penjual tersebut. Setali tiga uang dengan hal itu, ada
penggosip pastilah ada pendengar. Yaa....yang mulai senyum, pasti biasa
menggosip atau pendengar setia gosip....
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Kristus...
Gosip! Entah
kita menggosip, atau kita yang digosipkan atau mungkin juga, kita hanya menjadi
pendengar setia gosip, apa pun itu gosip sepertinya sangat manusiawi dan kita
semua pasti pernah terlibat dalam hal ini, terlibat entah sebagai penggosip,
sebagai orang yang digosipkan ataupun hanya pendengar setia bagi orang-orang
yang bergosip, tetapi mari kita lihat apa kata firman Tuhan tentang gosip ini.
Mari kita perhatikan kembali pembacaan kita, ay. 33-35 “...” ayat-ayat ini
seperti pepatah yang mengatkan bahwa wajah adalah cerminan hati, jika wajah
kita kelihatan sedih, maka hati kita sebenarnya sedang sedih, sekalipun kita
paksa memberikan senyum kalau hati kita tidak tulus maka itu akan kelihatan di
senyuman yang kita paksakan itu,...karena yang diucapkan mulut meluapnya dari
hati! Itu jelas buat kita. Lalu bagaimana dengan gosip??? Menurut kamus besar
bhs. Indonesia, gosip adalah obrolan-obrolan/ perbincangan negatif tentang
orang lain. Dalam pembacaan kita ini dari ay.33-37 memang tidak secara langsung
berbicara tentang gosip tetapi setidaknya memberikan makna untuk berhati-hati
dalam berbicara, apalagi menyangkut orang lain.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Kristus...
Hal gosip/menggosip
sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupan kita selaku pemuda saat ini,
bahkan ada orang sepertinya tidak tenang kalau sudah bertemu dan berkumpul
dengan teman-temannya, sepertinya tidak lengkap kalau tidak membicarakan orang
lain, melo sia melo tau senga’ dipokada
paa..ia mo ke kadakenabang tau dipokada naa...tapi inilah hal aneh dari
kita pemuda/i sekarang ini, biasanya kita lebih suka berbicara daripada
mendengarkan, padahal kata orang bijak “Tuhan memberi kita dua telinga dan satu
mulut agar kita lebih banyak mendengarkan daripada bicara”, tapi kalau sudah
masalah gosip atau perbincangan negatif tentang orang lain, kita malah antusia
dan membuka telinga kita lebar-lebar... ”indanna
tu mi sanga le?? Trus apa lagi..?? Ih...masak ia susi to tu lai’ anu?! Nang
kukua siami dio mai paa.. dan banyak lagi yang kita bicarakan kalau soal
gosip. Na iake susimi to tu responna tau ke ma’gosipki’ ko tambah semangat
dukaki’ mpatarru’i dan lain sebagainya. Padahal dalam pembacaan kita ay.35
dikatakan “Iatu to melo penaanna umpasun
siami melona dio mai anggenna melona lan lu batu ba'tangna; na iatu to kadake
penaanna umpasun siami kadakena dio mai anggenna kadakena lan lu batu
ba'tangna” dari hati yang baik muncul kebaikan, dan kita tahu bersama
teman-teman bahwa membicarkan hal yang negatif tentang orang lain atau gosip
itu tidak baik. Lanjut ay.36 “Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada
hari penghakiman.” Setiap kata
yang sia-sia harus dipertanggungjawabkan!!! Ini yang penting, gosip itu ada
manfaatnya?? Tidak ada! Apa ada untungnya membicarakan keburukan orang lain??
Tidak ada! Jadi gosip itu si-sia...tetapi harus dipertanggung jawabkan pada
hari penghakiman! Dalam firman ini memang tidak secara langsung berbicara
tentang gosip/ menggosip tetapi kata yang sia-sia, dan kita kita semua setuju
kalau gosip itu kata-kata yang tidka ada gunannya, Tuhan membenci gosip! Tuhan
tidak suka orang yang bergosip, tapi kalau teman-teman mau katakan kalau itu
suka-suka saya Tuhan.. Ingat ay, 35. Kata sia-sia harus dipertanggungjawabkan.
Ayat 37 pembacaan kita kembali menegaskan “Karena
menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum.” Luar biasa firman Tuhan
teman-teman...menurut ucapan kita akan dibenarkan, bagaimana mau dibenarkan
kalau kerjanya hanya menggosip melulu, bagaimana mau dibenarkan kalau setiap
hari semua yang negatif, semua yang tidak baik selalu dibicarakan.. biasa tarangi tau ma’kada susite: tae’ki
ma’gosip saba’ tonganna sia te kipokada... Mungkin yang kita bicarakan tentang
orang lain itu benar tapi apa gunanya membicarakan kesalahan orang lain. Terus
terang firman ini juga secara khusus ditujukan kepada pribadi saya, tae’ siara kumale bang gosip tau tapi
memang harus diakui kalau ada orang yang bergosip kadang kita susah untuk tidak
terlebat dalam pembicaraan tersebut.
Saudara-saudara
yang terkasih dalam Kristus...
Gosip kalau
digosok sepertinya makin sip ya?! Sekarang kita tau bahwa gosip/ menggosip itu
dibenci oleh Tuhan, kadang kalau terlalu asyk bergosip biasa ada bumbu-bumbunya
yang bertambah, iatu duka tu ma’gosip
mpabu’tu kasisalan dan lain sebaginya, itu Tuhan tidak suka dan benci
dengan gosip. Sebenarnya salah satu dari kunci gosip adalah pendengar bukan si
penyebar gosip itu sendiri, coba pikir kalau ada simpul gosip yang datang dan
kita acuhkan dia, pastinya dia kan merasa bahwa oh.. ternyata tidak ada yang
tertarik dengan apa yang saya katakan ini, dan si simpul gosip ini juga pasti
akan malas melanjutkan pembicaraannya. Firman Tuhan saat ini mengingatkan kita
bahwa untuk apa membuang-buang waktu membicarakan hal yang kebenarannya masih
dipertanyakan, untuk apa membicarakan hal negatif tentang orang dan menyudutkan
orang lain. Tidak ada gunanya menyediakan telinga untuk hal yang
sia-sia...bukankah firman Tuhan bahwa kata yang sia-sia akan membawa kita
kepada penghakiman?! Bedakan gosip dengan Curhat ya..kalau ada teman, sahabat
yang curhat, itu harus kita dengarkan, tapi kalau hanya untuk mendengarkan hal
yang tidak baik, untuk apa?! Saudara/i yang terkasih...Aku suka bergosip atau
tidak...??! sebelum kita memilih untuk jadi tukang gosip atau tidak, ay. 37 “Karena
menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum”. Kiranya Roh Kudus menolong kita
untuk bertumbuh menjadi pribadi yang disukai Allah, pemuda-pemudi yang say no
to gosip. Terpujilah Krstus. Amin
NN
pas . .
BalasHapusasik sekali ^_^
BalasHapus